Swara dari Serat Jawa untuk Dunia Digital”: Mahasiswa BK UNS Raih Juara 2 Esai Nasional Altrochamp 2025

Swara dari Serat Jawa untuk Dunia Digital”: Mahasiswa BK UNS Raih Juara 2 Esai Nasional Altrochamp 2025

Surakarta — Di tengah maraknya perilaku negatif di dunia maya, sekelompok mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) tampil membawa angin segar. Lewat gagasan cemerlang berjudul “SWARASANA.ID: Platform Peningkatan Mindfulness Berbasis Games Bermuatan Nilai Serat Wulangreh untuk Mencegah Toxic Online Disinhibition pada Generasi Z”, tim ARINUMATRA sukses menyabet Juara 2 dalam Lomba Esai Tingkat Nasional Altrochamp 2025.

Kompetisi yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Departemen Bimbingan dan Konseling (HMD BK) Universitas Negeri Malang ini mempertemukan para pemikir muda dari berbagai universitas di Indonesia. Di antara puluhan naskah, ide dari ARINUMATRA mencuat karena memadukan local wisdom Jawa dengan teknologi game digital untuk mengatasi salah satu masalah mentalitas paling aktual: toxic online disinhibition, atau perilaku negatif yang muncul saat seseorang merasa “bebas” berinteraksi di dunia maya.

Tim ARINUMATRA terdiri atas tiga mahasiswa kreatif dan visioner: Mayobi Aluzo Putra, Hassan Karunia Putra Pratama, dan Nurul Oktafia. Dengan bimbingan dari Arifah Wulandari, M.Pd., mereka menyusun sebuah konsep platform edukatif berbasis game yang tidak hanya seru, tetapi juga menyentuh sisi kesadaran diri pengguna lewat nilai-nilai luhur dalam Serat Wulangreh.

“Selama ini, kita sering bicara tentang etika digital, tapi lupa bahwa banyak nilai-nilai bijak yang sudah diajarkan leluhur kita, hanya saja belum dikemas secara modern. Lewat SWARASANA.ID, kami ingin menjembatani keduanya,” ujar Mayobi, ketua tim.

Esai mereka menggambarkan bagaimana mindfulness, kesadaran penuh atas apa yang dirasakan dan dilakukan—bisa ditumbuhkan secara menyenangkan melalui permainan digital. Permainan ini dirancang untuk mengajak pengguna merefleksikan tindakan, memperhatikan emosi, dan memahami dampak dari setiap kata atau komentar yang mereka lontarkan di dunia maya.

Dosen pembimbing, Arifah Wulandari, mengapresiasi semangat dan kepekaan sosial tim bimbingannya. “Mereka mampu membaca tantangan zaman dan menjawabnya dengan pendekatan lokal yang penuh makna. Ini bukan sekadar esai, tapi benih inovasi,” ujarnya.

Kemenangan ini menandai bahwa mahasiswa Bimbingan dan Konseling UNS tidak hanya kompeten secara teori, tetapi juga adaptif dalam merespons isu-isu kontemporer dengan cara yang kreatif dan solutif. Gagasan SWARASANA.ID bukan hanya layak dibaca, tapi juga layak diwujudkan.

“Mindfulness adalah kunci. Jika bisa diajarkan sejak dini dan dengan cara yang relevan, kita bisa mencegah banyak konflik emosional di ruang digital. Dan nilai-nilai dalam Serat Wulangreh mengajarkan itu semua, hanya perlu cara baru untuk menyampaikannya,” tambah Nurul dengan penuh keyakinan.

Dengan semangat inovasi yang berpijak pada budaya, tim ARINUMATRA membawa pulang bukan hanya prestasi, tetapi juga harapan baru untuk pendidikan karakter digital di Indonesia.

  • 0 Comment(s)